IDBlogportal
|
Profil G+ Profil Facebook Profil twitter profil Youtube rss feed comment feed
Home » » Kelebihan dan Kekurangan Wanita dalam Agama

Kelebihan dan Kekurangan Wanita dalam Agama

Written By Unknown on Senin, 07 Juli 2014 | 09.39

Posisi wanita dalam syariat Islam itu diuntungkan. Nabi SAW juga memuliakan wanita. Wasiat Nabi sebelum wafatnya adalah supaya umatnya menjaga ‘shalat’ & ‘wanita’. Bahkan nama wanita (Arab:An Nisa) dipakai sebagai Surat dalam Al Qur’an.
Keistimewaan/kelebihan wanita antara lain sebagai berikut:

 1. Sebagai Ibu.
Ibu lebih diutamakan ‘tiga kali’ dibandingkan bapak.
Ada tiga tugas yang hanya dilakukan oleh wanita/ibu yang tidak bisa dilakukan/digantikan oleh pria/bapak yaitu: mengandung, melahirkan dan menyusui. Dan tiga hal tersebut bagi anak adalah jasa yang tidak bisa ditebus oleh apapun.
Pernah ada shahabat Nabi yang menggendong ibunya berhari-hari untuk beribadah Haji ke Baitullah, kemudian dia bertanya pada Nabi SAW ”Ya Rasululah saya telah berbakti (dengan menggendong untuk haji ibunya) kepada ibuku, apakah hal itu sudah membalas jasa ibuku?” Jawab Nabi SAW ”belum”.
”Syurga dibawah telapak kaki ibu” tanpa ridlo Ibu anak tidak bisa bahagia dunia & akherat.

 2. Sebagai Istri
Sebagai istri ‘secara syariat’ tidak diwajibkan memberikan nafkah pada keluarga. Namun wanita juga berhak mendapatkan warisan setengah daripada pria, dan harta itu adalah hak wanita sepenuhnya, suami tidak berhak meminta kecuali istri merelakannya *sbg sedekah*. Di dalam syariat Islam tidak ada istilah harta ‘gono-gini’, jika harta itu adalah milik istri itu adalah hak istri sepenuhnya, namun jika harta suami, istri punya hak atas harta suami (nafkah).
Sabda Nabi SAW “Sebaik-baik pria adalah yang paling baik (sikap/akhlak) terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istri-istriku”. Nabi memuliakan istri/wanita.

 3. Sebagai Anak
Dalam Islam telah diatur tentang hak waris supaya tidak terjadi perselisihan. Anak perempuan mempunyai hak ½ daripada anak laki2, walaupun perempuan tidak mempunyai kewajiban nafkah terhadap keluarganya.
Seorang wanita bahkan ditanggung oleh 4 pria yaitu suami, ayah, saudara laki-laki dan anak laki-laki. Sebaliknya seorang pria harus menangung 4 wanita yaitu istri, ibu, anak perempuan dan saudara perempuan.
 Selain mempunyai kelebihan/keistimewaan wanita juga (ditakdirkan) punya kekurangan dalam syariat Islam yaitu dalam hal ”ilmu/akal” dan ”amal”.

 1. Ilmu/akal
Wanita mempunyai kekurangan dalam hal ilmu dalam agama (dibandingkan pria). Sebagai contoh bahwa kesaksian satu orang pria sama dengan kesaksian dua orang wanita. Wanita tidak boleh menjadi Imam (shalat) diantara jamaah pria. Yang menjadi pemimpin dalam rumah tangga adalah pria, yang mempunyai hak ‘talak’/cerai adalah pria/suami dan yang menjadi ‘wali’ (untuk anak/kerabat) juga pria bukan wanita.
(QS:4:34) ”Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka…”

 2. Amal
Wanita mempunyai masa dimana tidak boleh melakukan ibadah tertentu (shalat, puasa, haji/umroh, dsb) yaitu pada saat haid dan nifas.
Misal haid seminggu dalam sebulan atau ¼ dari masa hidupnya (kecuali sudah menopause) ditambah lagi nifas bagi yang melahirkan, berarti wanita punya kekurangan didalam amalnya (dihitung dari kuantitas waktu) dibandingkan pria.
 Atas kekurangan tersebut Nabi SAW menganjurkan wanita untuk menambah ibadah2 sunnah antara lain dengan memperbanyak sedekah dan berdzikir (yang tidak terikat waktu, tempat dan kondisi)
 Harta/nafkah yang diberikan keluarganya itu termasuk sedekah bagi wanita.
Istri Nabi yaitu Zaenab RA adalah yang paling gemar bersedekah dan beliau yang paling duluan menyusul Nabi wafat. Pernah Zaenab meminta ijin Nabi untuk bekerja di rumah supaya bisa banyak bersedekah dan Nabi mengijinkannya.
 Sabda Nabi SAW ”wanita seperti tulang yang bengkok jika diluruskan dengan paksa dia akan patah dan jika dibiarkan dia akan tetap bengkok, maka luruskan dia dengan pelan2 (santun & halus)”.
 Tugas pria yang menanggung wanita (suami, ayah, sdr laki2) untuk meluruskan ’tulang yang bengkok’ membimbing/mendidik wanita (istri, anak, sdri) supaya menjadi wanita sholehah.
Tugas wanita adalah banyak belajar & beramal supaya menajdi wanita sholehah.
 Semoga Allah SWT memberikan RahmatNYA semoga kita selalu dalam petunjuk dan RidhoNYA. Amin
Share this post :

 
Copyright © 2014. "Ricky"Ardian - All Rights Reserved - Theme by Creating Website - Design by Ricky Ardian